Jatimhariini.com – Kecelakaan bus SMK Lingga Kencana memang sangat menyayat hati. Setidaknya ada 11 korban meninggal dari laka maut yang melibatkan guru dan siswa – siswi sebuah sekolah menengah kejuruan Depok tersebut.
Imbas dari kasus kecelakaan bus SMK Lingga Kencana, banyak orang tua merasa khawatir jika anaknya turut serta melakukan perjalanan wisata sekolah. Ingin memberi izin, takut terjadi sesuatu yang tak diinginkan.
Tidak memberi izin, terkadang pihak sekolah mewajibkan perjalanan wisata sekolah atau bahkan anak – anak merasa malu jika tidak diberi kesempatan yang sama dengan teman – temannya. Lantas, apa yang harus orang tua lakukan jika akan mengizinkan anak wisata sekolah?
Belajar dari Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana
Sebelum memberi izin kepada anak untuk melakukan perjalanan wisata sekolah bersama guru dan teman – teman, ada beberapa hal penting yang orang tua harus lakukan dan perhatikan, di antaranya :
1. Ikut rapat wisata dengan guru di sekolah
Biasanya, ketika sebuah acara wisata sekolah akan diadakan, guru akan mengajak orang tua murid untuk rapat. Pada rapat tersebut, biasanya tidak hanya akan dibahas ‘biaya untuk pergi wisata’ saja, tetapi juga akan dibahas kapan berangkatnya, moda transportasi apa yang akan digunakan berwisata, dan sebagainya.
Nah, pada kesempatan tersebut gunakan waktu tanya jawab untuk menanyakan semua hal yang dirasa perlu. Misalkan seperti bagaimana kondisi transportasi yang akan dipakai, sudah terstandarisasi atau belum, bagaimana pengawasan guru terhadap siswa dalam acara wisata tersebut, dan sebagainya.
Pastikan semua yang ingin diketahui terjawab jelas, supaya orang tua juga bisa lebih tenang mengizinkan anak pergi berwisata dengan teman sekolah dan guru.
2. Jangan abaikan keluhan sekecil apapun
Anak mengeluh sakit sehingga tidak bisa ikut perjalanan wisata? Jangan abaikan keluhan tersebut.
Atau, ada siswa – guru yang mengeluh dengan kondisi moda transportasi yang akan digunakan berwisata? Jangan abaikan keluhan tersebut.
Sekecil apapun keluhannya, berusahalah untuk mencari solusi atas keluhan tersebut. Membiarkan sebuah keluhan terlalu lama menimbulkan dampak yang fatal seperti halnya apa yang terjadi pada bus dari sekolah SMK Lingga Kencana yang mengalami kecelakaan maut.
Baca : Bus Rombongan Pelajar SMK Kecelakaan Maut di Subang, Jumlah Korban Bertambah
Mawardhi, pembina YKS (Yayasan Kesejahteraan Sosial) yang menaungi SMK Lingga Kencana menuturkan, ada seorang siswa yang merupakan teman cucunya, sempat mengeluh soal kondisi bus yang akan ditumpangi dalam program wisata sekolah bertajuk perpisahan siswa tersebut.
Siswa tersebut mengeluh soal kondisi bus yang terasa kurang layak, AC yang tidak menyala sehingga suasana di dalam bus gerah, dan bahn yang tak bagus lagi.
Diwawancarai media pada Minggu, 12 Mei 2024, Mawardhi mengungkapkan, “Kebetulan memang ada cucu saya, dia sahabat dari peserta yang perpisahan itu, Dia melihat, ‘Aduh saya dapat mobil yang sedikit beda’, ternyata terjadi hal itu. Ya, katanya kelihatan ban sudah kurang bagus, AC-nya nggak jalan juga.”
Mawardhi, pembina YKS juga mengaku sempat mendengar kabar kalau bus tersebut mogok di tengah perjalanan. Menurut peserta yang juga merupakan cucunya, bus tersebut mogok lalu kemudian bisa diperbaiki dan melanjutkan perjalanan kembali.
3. Pelajari itinerary perjalanan wisata dan informasi wisatanya
Sudah ikut rapat dari pihak sekolah?
Sekarang waktunya orang tua mencari informasi tentang tempat wisata yang akan dikunjungi anak dalam program wisata sekolah.
Pelajari berapa jarak tempuh dari sekolah ke tempat wisata tersebut, kondisi geografisnya seperti apa, cuacanya bagaimana, seperti apa potensi kondisi bahayanya, dan sebagainya.
Pastikan anak dibekali dengan peralatan wisata yang memadai. Jika anak memiliki riwayat kesehatan tertentu, jangan lupa bawa obat yang dibutuhkan anak.
Ajarkan kepada anak tentang keselamatan diri, bagaimana berinteraksi dengan orang asing, bagaimana cara menyeberang jalan, bagaimana cara berenang dengan aman, bagaimana cara melindungi diri ketika ada kecelakaan, dan sebagainya.
Pastikan juga pihak sekolah memiliki tim pendamping yang bertanggung jawab dan berpengalaman mengurus program wisata sekolah.
Meski begitu, maut dan umur memang bukan ranah manusia tapi urusan Tuhan. Terkadang, sehati – hati apapun manusia, se-protektif apapun manusia, jika Tuhan sudah berkehendak untuk suatu kejadian terjadi, maka akan terjadi.
Tugas kita sebagai manusia hanya berdoa, berikhtiar, mencoba melakukan berbagai hal preventif, dan setelah semua sudah dilakukan barulah kita pasrah. Doa terbaik untuk korban kecelakaan bus SMK Lingga Kencana, Al-fatikhah.**